Perencanaan
AGRIBISNIS
PENDAHULUAN
Uraian
tentang Perencanaan Agribisnis merupakan kelanjutan dari uraian tentang Agribisnis
Sebagai Suatu Sistem. Uraian tentang perencanaan Agribisnis ini perlu dipahami
oleh para penyuluh pertanian, widyaiswara, dan guru pertanian. Setelah memahami
diharapkan dapat:
1.
Menerangkan pengertian perencanaan agribisnis.
2.
Menguaraikan 3 tahapan perencanaan agribisnis.
3.
Menguraikan titik tolak perencanaan agribisnis.
4.
Menerangkan 7 kegiatan perencanaan agribisnis.
MERENCANAKAN AGRIBISNIS
Perencanaan
agribisnis membahas beberapa-pokok bahasan yaitu:
1. Pengertian perencanaan Agribisnis.
2. Tahapan Perencanaan Agribisnis.
3. Titik Tolak Perencanaan Agribisnis.
4. Kegiatan Perencanaan Agribisnis.
Pengertian Perencanaan Agribisnis:
Perencanaan Agribisnis adalah usaha sistematis untuk mencari
alternatif-alternatif baru, disertai dengan penghitungan konsekuensi
finansialnya terhadap hasil dan biaya. Tujuan beragribisnis adalah untuk
memperoleh pendapatan yang paling tinggi baik berbentuk natura maupun uang.
Ditinjau secara ekonomis murni, agar proses agribisnis berkelanjutan maka:
Nilai hasil = biaya + laba guna menampung seluruh resiko usaha.
Dari sudut agribisnis yang dilakukan oleh petani-nelayan dalam bentuk
usahatani:
Nilai hasil = biaya + menampung kebutuhan hidup petani-nelayan secara
sejahtera.
Tahapan Perencanaan Agribisnis:
Tahapan-tahapan perencanaan agribisnis adalah:
I. Mencari alternatif-alternatif.
II. Menghitung rendabilitas dan melakukan analisis perencanaan.
III. Membandingkan situasi baru dengan situasi saat ini.
Titik Tolak Perencanaan Agribisnis
Pada hakekatnya yang perlu diusahakan adalah pemanfaatan semaksimal mungkin
dari
faktor-faktor yang paling langka. Misalnya tanah paling langka, maka gunakanlah tanah seintensif
mungkin dengan teknik intensifikasi untuk meningkatkan produktifitas. Bila tenaga
kerja paling langka, maka usahakan dapat ditunjukkan untuk memproduksi sebanyak-banyaknya persatuan
tenaga kerja, dengan menggunakan tanah dan modal yang ada. Jika modalpaling
langka, maka diarahkan untuk ektensifikasi dengan menggunakan tenaga
kerja yang banyak (padat tenaga kerja, bukan padat modal).
Jadi perbandingan kuantitatif antara luas tanah dibanding jumlah modal yang
digunakan, akan tergantung kelangkaan relatifnya. Perbandingan akan
berubah, jika perbandingan nilainya berubah. Oleh karena itu agribisnis harus
selalu dinamis agar dapat menyesuaikan dengan perbandingan yang selalu berubah
tadi. Singkatnya, titik tolak perencanaan agribisnis adalah: Perbandingan
kualitatif antara luas tanah, jumlah tenaga kerja, jumlah modal.
Kegiatan Perencanaan Agribisnis:
Berdasarkan titik tolak tersebut di atas, maka kegiatan perencanaan
agribisnis akan berlangsung sebagai berikut:
1. Indentifikasi kebutuhan pasar.
2. Indentifikasi kebutuhan industri hilir.
3. Indentifikasi jaringan ketersediaan modal usaha.
4. Penyusunan pola usahatani yang memiliki keunggulan kompetitif komoditas.
5. Perencanaan modal dan pengajuan kredit.
PENUTUP
Untuk mendalami pengertian agribisnis, uraian singkat seperti di atas
sangat
tidak cukup. Untuk itu disarankan agar petugas yang berkecimpung di dalam
pembinaan agribisnis agar selalu meningkatkan kemampuan baik teori maupun
praktek di lapangan.
(STM/004/94)
Sumber: Anonim 1993. Agribisnis. Seri V. Badan Pendidikan dan Latihan
Pertanian
Departemen Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar