KOMUNIKASI
PEMASARAN
|
By anang rosida
|
Komunikasi pemasaran
adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya
pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur
pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran, komunikasi adalah proses dimana
pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi
dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan
organisasi lainnya mentranfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan
pelanggannya. Sedangkan komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua
unsur dalam bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran
dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau
kliennya.
Komunikasi pemasaran
merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen
sasaran mengenai keberadaan produk dipasar. Konsep yang secara umum sering
digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut bauran promosi
atau bauran pemasaran. Di dalam bauran pemasaran ini biasanya sering
digunakan berbagai jenis promosi. Terdapat lima jenis promosi yang biasa
disebut bauran pemasaran seperti yang dijelaskan diatas, penjualan tatap
muka, humas, promosi penjualan, publisitas serta perusahaanan langsung.
Komunikasi pemasaran
memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena tanpa komunikasi
konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui
keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga secara berhati-hati dan
penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi perusahaanan. Penentuan
siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan
keberhasilan komunikasi, dengan penentuan sasaran yang tepat, proses
komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.
Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan pada umumnya tidak jauh
dengan proses komunikasi dalam ilmu komunikasi. Model komunikasi pemasaran
meliputi sender atau disebut juga sumber (source).
Pertama kali pesan
komunikasi datang dari sumber. Dalam pemasaran sumber berarti pihak yang
mengirim pesan pemasaran kepada konsumen. Pihak yang mengirim pesan tentu
saja perusahaan. Proses selanjutnya yaitu perusahaan menentukan bagaimana
pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspons secara positif oleh
penerima dalam hal ini konsumen. Pada proses tersebut ditentukan pula jenis
komunikasi apa yang akan digunakan. Apakah pesan akan disampaikan melalui
iklan, personal selling, promosi penjualan, publik relation atau pemasaran
langsung. Proses enconding ini juga disebut sebagai proses menerjemahkan
tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan
kepada penerima.
Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui media. Jika pesan
dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media
cetak atau media elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak akan
berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam media
elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya bersifat detail dan menjelaskan
karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan disampaikan
dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara detail
menerangkan produk karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian pesan
melalui media ini disebut sebagai proses transmisi.
Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh penerima. Ketika pesan diterima,
penerima akan memberikan respons terhadap pesan yang disampaikan. Respons
yang diberikan bisa positif, negatif atau netral. Respon positif tentu saja
adalah respons yang diharapkan oleh pengirim pesan. Respon positif identik
dengan terjadinya keserasian antara harapan pengirim pesan dengan tanggapan
penerima pesan. Dengan perkataan lain, pesan yang dirancang direspons sesuai
dengan keinginan perancang pesan. Kesesuaian antara harapan pengirim dengan
tanggapan penerima inilah yang diharapkan terjadi, karena hal ini akan
mempengaruhi perilaku konsumen secara positif. Hal yang tidak diharapkan
terjadi adalah respons negatif atau netral dari konsumen (penerima pesan),
respon negatif ini terjadi karena tidak terjadinya keserasian antara harapan
pengirim pesan dengan respons dilakukan oleh penerima. Pengirim mengharapkan
A, konsumen mengharapkan B, jadi ada ketidaksesuaian antara harapan pengirim
dengan tanggapan konsumen. Proses memberikan respons dan menginterprestasikan
pesan yang diterima disebut sebagai proses decoding. Proses decoding berarti
penerima pesan memberi interprestasi atas pesan yang diterima.
Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen sebagai
penerima pesan, jika pesan yang sampai diterima secara positif, maka hal ini
akan memberikan pengaruh positif pada sikap dan perilaku konsumen. Sikap
positif konsumen terhadap suatu produk akan mendorong konsumen untuk
melakukan tindakan pembelian, karena dibatasi oleh kemampuan daya beli.
Sedangkan sikap negatif terhadap produk akan menghalangi konsumen untuk
melakukan tindakan pembelian. Janganlah sikap negatif, sikap positif pun
tidak semuanya diakhiri dengan pembelian, apalagi jika sesorang mempunyai
sikap negatif, pasti akan sangat menghalangi tindakan pembelian. Oleh karena
itu, pembentukan sikap positif terhadap produk sangat penting dilakukan oleh
perusahaan.
Proses terakhir yaitu
umpan balik atas pesan yang dikirimkan. Perusahaan mengevaluasi apakah pesan
yang disampaikan sesuai dengan harapan, artinya mendapat respons dan tindakan
yang positif dari konsumen atau justru pesan tidak sampai secara efektif.
Pengukuran efektifitas pesan adalah tingkat penjualan produk yang ditawarkan
ke pasar. Pesan melalui iklan disebut berhasil atau efektif jika
tingkat penjualan produk setelah proses penyampaian pesan
meningkat secara signifikan. Sebaliknya pesan yang disampaikan
tidak efektif jika setelah pesan disampaikan penjualan produk tidak
meningkat, atau justru turun. Indikator penjualan ini seharusnya menjadi
sinyal awal bagi perusahaan untuk melakukan penelitian atas pesan yang
sampaikan ke konsumen.
Tujuan iklan umumnya
mengandung misi komunikasi, dimana iklan adalah suatu komunikasi
massa yang dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi,
mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Ada beberapa teori komunikasi massa dalam proses mempengaruhi perilaku
konsumen.
1. Teori Jarum Hipodermik
Dalam teori ini dikemukakan bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator,
pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikasi. Dikatakan jarum hipodermik
karena dalam model ini dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikkan langsung
ke dalam jiwa komunikan. Sebagaimana obat disimpan dan disebarkan dalam tubuh
sehingga terjadi perubahan dalam sistem fisik, begitu pula pesan-pesan
persuasi mengubah sistem psikologis sehingga perilaku sangat mempengaruhi
teori ini.
Teori ini sering juga disebut teori peluru karena komunikan dianggap pasif
menerima berondongan pesan-pesan komunikasi. Bila menggunakan komunikator
yang tepat, pesan yang baik, media yang benar, maka komunikan dapat diarahkan
sekehendak komunikator.
2. Metode DAGMAR
Dalam pendekatan DAGMAR (Defining Advertising Goals for Measured Advertising
Results) dikembangkan suatu metode yang disebut poses komunikasi yang
terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui suatu produk untuk sampai
pada tujuan yang dikehendaki yaitu berupa tindakan yang diambil konsumen.
Seorang calon pembeli yang
belum pernah melihat dan mendengar sesuatu produk bermula pada keadaan yang
disebut Ketidaksadaran yaitu tidak sadar kehadiran produk. Langkah kedua
adalah pemahaman, langkah ini dibutuhkan sebagai suatu proses sebelum orang
mengatakan suka atau tidak suka terhadap sesuatu produk. Kemudian menuju suatu
sikap, dimana diukur perasaan suka atau tidak suka. Langkah terakhir adalah
Tindakan, dimana produsen mengharapkan agar calon pembeli mengambil
tindakan-tindakan yang diharapkan seperti pergi ke toko untuk membeli produk.
|
Jumat, 09 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar