PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI LINGKUNGAN
DINAS BINA MARGA PROPINSI JAMBI
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berbagai
pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi baik organisasi
swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan
perubahan dan berupa-ya menyusun kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan.
Suatu organisasi harus mampu menyusun kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap
perubahan yang akan terjadi. Penyusunan kebijakan yang menjadi perhatian
manajemen salah satunya menyangkut pemberdayaan sumber daya manusia. Fenomena
perubahan mendasar yang dimanifestasikan dengan lahirnya Undang- Undang No. 32
Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah telah memberikan arah perubahan dalam penye-lenggaraan pemerintahan dan
kepegawaian Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai implikasi langsung terhadap
kesiapan pengembangan sumber daya
manusia, dan
ketersediaan sumber daya lainnya.
Perubah-an tersebut membawa dampak pada peru-bahan
budaya organisasi yang mau tidak mau harus menghadapi serangkaian adaptasi yang
harus dilakukan atas keberagaman (diversitas) atribut demografi seperti; ras, kesukuan,
gender, usia status fisik, agama, pendidikan, dan lain sebagainya. Selain
keberagaman, tantangan cukup kompleks adalah bagaimana mengubah budaya organisasi
lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai budaya
2. Metodologi
1.
Jenis dan Sumber Data
Data
yang digunakan berupa data primer diperoleh dari Pegawai Dinas Bina Marga
Propinsi Jambi. Data tersebut dikumpulkan dengan teknik kuesioner atau
penyebaran angket.
2.
Populasi dan Sampel
Populasi
di sini adalah Pegawai di lingkungan Dinas Bina Marga Propinsi Jambi. Pegawai tersebut berjumlah 270 Orang. Sampel
yang digunakan sebanyak 100 Orang yang ditentukan dengan metode accidental sampling.
3.
Definisi Operasional Variabel
a.
Motivasi Kerja, adalah total skor atas pertanyaan/pernyataan dengan indikator:
tingkat
kompensasi, kondisi kerja yang baik, perasan diikut sertakan, pemberian
penghargaan, tugas pekerjaan yang sifatnya menarik dan cara pendisiplinan yang manusiawi
(Siagian, 1995: 30).
b.
Budaya Organisasi, adalah total skor pertanyaan/pernyataan dengan indikator:
inisiatif,
toleransi terhadap tindakan beresiko, kejelasan arah organisasi, integrasi,
dukungan dari manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi
terhadap
konflik, dan komunikasi.
c.
Kinerja Organisasi, adalah total skor atas pertanyaan/pernyataan dengan
indikator: kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan, keandalan, kehadiran
dan kerjasama.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengujian Alat Ukur
a) Uji
Validitas
Koefsien
korelasi antara skor item dengan skor total diperlihatkan pada kolom Corrected Item
Total Correlation. Koefisien korelasi yang kurang dari 0,3 menunjukkan item
pertanyaan tidak mengukur apa yang hendak diukur (tidak valid). Sebaliknya,
koefisien korelasi yang lebih besar dari 0,3 menunjukkan bahwa item pertanyaan
meng-ukur apa yang hendak diukur (valid).
ΓΌ Uji Ketepatan Parameter Penduga (estimate)
Koefisien thitung variabel motivasi sebesar 6,390 signifikan pada _ = 1%,
maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Berarti
variabel motivasi secara individual mempengaruhi variabel kinerja organisasi. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Motivasi berpengaruh positif terhadap Kinerja
diterima kebenarannya. Koefisien thitung variabel Budaya Organisasi sebesar
18,502 signifikan pada _ = 1%, maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif
diterima. Berarti variabel Budaya Organisasi secara individual mempengaruhi variabel
kinerja organisasi. Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibandingkan
motivasi berdasarkan koefisien regresi. Dengan demi-kian hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja
diterima kebenaran-nya.
b) Uji
Ketepatan Model
1. Uji
F
Uji F
untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen bersama-sama. Menurut Kuncoro (2001: 98) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2.
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut
Setiaji (2005: 20) koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel yang terikat. Dari tabel
IV.10 atau lampiran diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,804
artinya sebesar 80,4 % variabel motivasi kerja, dan budaya organisasi mampu
mempengaruhi variabel kinerja organisasi secara signifikan, sedangkan sebesar
19,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
c) Uji
asumsi Klasik.
1. Uji
Normalitas
Dari
hasil pengolahan data , diketahui koefisien skewness (kemencengan) sebesar - 0,184
dan nilai satistik kurtosis sebesar 3,112. Nilai ini dimasukkan dalam rumus
Jarqu Berra (JB test) akan dihasilkan nilai sebesar 0,6165 yang kemudian
dibanding-kan dengan tabel Chi Square dengan derajat bebas 2 pada tingkat keyakinan
95% (9,21).
2.
Uji Otokorelasi
Nilai
Durbin watson (DW) dari analisis data diperoleh sebesar 1,843 adalah terletak antara
1,72 dan 2,28 maka tidak terjadi otokorelasi.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
a.
Variabel bebas motivasi kerja, dan budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
b.
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,804 artinya sebesar 80,4 % variabel
motivasi
kerja, dan budaya organisasi mampu mempengaruhi variabel Kinerja Pegawai secara
signifikan, sedangkan lainnya sebesar 19,6% dipengaruhi oleh variabel yang
tidak dimasukkan dalam model.
c.
Variabel bebas motivasi, dan budaya organisasi secara individual berpengaruh
secara
signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
d.
Variabel budaya organisasi mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap Kinerja Pegawai
dibandingkan variabel motivasi kerja.
2. Saran-saran
a. Peningkatan
Kinerja Pegawai dapat dilakukan dengan jalan merubah/memperbaiki budaya
organisasi yang lebih baik karena Budaya Orgnaisasi secara positif signifikan
mempengaruhi Kinerja
b.
Cara lain untuk meningkatkan Kinerja Pegawai yaitu dengan meningkatkan Motivasi
Kerja karena motivasi kerja berpengaruh secara positif signifikan terhadap
Kinerja Pegawai.
D. DAFTAR PUSTAKA
Ahyari,
Agus, (1983), Kepemimpinan Efektif dalam Perusahaan suatu Pendekatan Psikologi,
Liberty, Jogyakarta.
As’ad,
Moh, (1999), Seri Sumber Daya Manusia Psikologi Industri, Cetakan 4, Liberty,
Yogyakarta.
Cascio, Wayne F.,
(1992), Managing Human Resources, Productivity, Quality of Work Life and
Profit, Second Edition, Mc.Graw-Hill, Inc., New York .
Davis, Keith, and
Newstrom, W. John, (1989), Human Behavior at Work: Organizational Behavior,
McGraw Hill International, New York .
Dwiyanto, Agus, (1995),
Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, Fakultas Sosial Politik UGM, Yogyakarta .
Gaspersz,
Vincent, (1996), Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Gujarati, Damodar,
(1995), Basic Econometrics, (3rd edition ed.), Mc-Graw Hill , New York .
_______________, (2003),
Basic Econometrics, fourth edition, Mc Graw Hill, Singapore.
Hasibuan, S. P. Malayu,
(1989), Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta .
Kartono,
Kartini, (1999), Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta .
Koswara
E., (2000), Motivasi teori dan Penelitiannya, Cetakan I, Angkasa, Bandung.
Yogyakarta.
Thoha,
Miftah, (1983), Kepemimpinan dalam Manajemen, Penerbit. CV. Rajawali, Jakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar